Images

Teknologi Pengawetan Pangan Dengan Pengalengan

Gudeg Kaleng Siap Menembus Pasar Dunia

Teknologi Pengawetan Makanan dengan Pengalengan

Supaya Sajian Gudeg tak hanya bisa dinikmati dalam dua hari, pembuat gdeg mengemasnya dalam kaleng. Hasilnya, gudeg tahan hingga setahun. Alhasil, pemasaran makanan ini jadi lebih luas dan bisa menjadi oleh-oleh turis mancanegara.

J. Ani Kristanti,
Anne Marie Happy

   Kini, Rani, sebut saja begitu, bisa menikmati gudeg kapan saja dan dimana saja. Perempuan asli yogyakarta yang sekarang tengah tugas belajar di Negeri Kanguru itu tak pernah lupa membeli beberapa kaleng gudeg ketika pulang ke kampung halaman tercinta.
Kaleng ? Ya, dalam setahun terakhir, memang semakin banyak pembuat gudeg jogja yang menjajakan makanan khas ini dalam kemasan kaleng. Kemasan baru ini menjadi solusi praktis bagi para penggemar gudeg yang tinggal jauh dari Kota Yogyakarta atau bahkan di luar negeri.
Penjualan gudeg kaleng bermula dari ide Djatu Dwi Kumalasari, pemilik gerai Gudeg Bu Tjitro. Djatu ingin melestarikan Gudeg Bu Tjitro yang telah dikenal masyarakat Yogyakarta maupun pelancong yang datang ke Kota Pelajar ini.
Selain itu, anak Bu Tjitro ini juga ingin membuat produk gudeg yang berbeda sebagai upaya diversifikasi di tengah banyaknya penjual gudeg di Yogyakarta. “Apalagi, banyak penggemar gudeg di luar negeri. Kami ingin menciptakan gudeg yang tahan lama, “tutur Djatu.
Kemudian, ia menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk menciptakan sebuah kemasan yang bisa membuat gudeg buatannya lebih tahan lama. Sejak akhir tahun 2009, Djatu bersama LIPI mulai menggelar penelitian gudeg dalam kaleng.
Setelah melalui proses panjang, pertengahan tahun lalu, Djatu mulai berani menjual gudeg kaleng. Penelitian berjalan cukup lama lantaran Djatu tak ingin menggunakan pengawet. “Ternyata, membuat gudeg kaleng dengan cita rasa seperti gudeg aslinya tidak mudah. Beberapa kali penelitian, saya masih belum mendapatkan cita rasa yang sesuai keinginan, “ujarnya.
Kini, dalam sebulan, Djatu bisa menjual hingga 5.000 kaleng gudeg. Sajian gudeg kering yang dilengkapi dengan telur bebek, daging ayam kampung, dan sambal krecek itu, ia banderol mulai Rp. 20.000 hingga Rp. 27.000 per kaleng. Wilayah penjualan turut menentukan harga jual produk unik itu.
Kesuksesan gudeg kaleng Bu Tjitro tentu menginspirasi pemilik warung gudeg lainnya. Salah satunya Elies Dyah. Wanita yang semula hanya menjual gudeg dalam wadah kendil (gudeg kendil) ini juga tertarik untuk menjual gudeg kaleng. “Awalnya, kami hanya ingin memproduksi gudeg yang lebih tahan lama karena gudeg kendil dan isinya bertahan tak sampai dua hari,” ujar Elies.
   Alhasil, ketika LIPI menawari dirinya untuk bekerjasama, Elies segera menyambutnya.Masakan gudeg buatannya pun harus menjalani proses penelitian terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan pengemasan dalam kaleng.
Setelah beberapa persyaratan terpenuhi, Elies mulai memproduksi gudeg kaleng berlabel Bu Lies. Setelah beberapa lama bekerjasama dengan LIPI, Elies kemudian memutuskan untuk membuat pabrik gudeg kaleng di rumahnya.
Gudeg kaleng Bu Elies ini bisa bertahan hingga satu tahun. Isi paket gudeg kaleng itu hampir sama dengan gudeg kendil, yakni : telur bebek, tahu, gudeg nangka, sambal krecek, dan sambal goreng tempe.
Hanya, Elies tak menambahkan daging ayam di dalam gudeg kaleng karena belum lolos penelitian LIPI. Tapi, di masa mendatang, ia berencana memasarkan gudeg kaleng dengan tambahan daging ayam.
Meski kapasitas pabriknya belum terpakai 100 %, saat ini, Elies sudah memproduksi 100 gudeg kaleng per hari. Ia menjual gudeg kaleng seberat 300 gram itu Rp. 25.000 per kaleng.
Seperti halnya gudeg Bu Tjitro, gudeg kaleng Bu Lies juga mendapatka respon positif. Maklum, meski penjual gudeg tak terhitung jumlahnya, belum banyak yang memproduksi gudeg dalam kaleng di Kota Gudeg.
Selain pembeli dari sekitar Yogyakarta, gudeg kaleng juga diminati oleh turis-turis asing yang membeli sebagai oleh-oleh. “Banyak turis dari Australia, Jepang dan Amerika Serikat (AS) yang berbelanja gudeg di Wijilan ini, “kata Elies.
Demikian pula dengan gudeg Bu Tjitro. Para pelancong dari luar negeri, seperti AS, Singapura, Belanda, Jerman, dan Prancis sering membeli gudeg kaleng sebagai oleh-oleh. Bahkan, selain di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Banjarmasin dan Balikpapan, Djatu sudah memiliki re-seller di beberapa negara Asia. Yakni, di Malaysia, Singapura, dan Jepang.
Butuh Modal Besar
    Dengan memperpanjang masa kedaluwarsa masakan ini, para pengolah gudeg memang ingin menjangkau daerah pemasaran yang lebih luas. Djatu berniat untuk mengekspor gudeg ke negara-negara di Eropa. Sayang, perizinan sulit diperoleh karena negara-negara di Eropa memiliki standar tersendiri untuk makanan yang masuk ke negara mereka.
Selain itu, pengolah buah nangka muda ini mungkin belum siap menggelontorkan modal cukup besar. Pasalnya, biaya untuk memproduksi gudeg kaleng secara rutin dalam kapasitas besar cukup mahal.
Meskipun harga setiap unit kemasan kaleng lebih murah ketimbang kendil, para pengusaha gudeg harus merogoh modal besar untuk berbelanja kaleng. Maklum, penjual kaleng menetapkan jumlah pembelian kaleng minimal 50.000 unit. Taruh kata harga satu kaleng sebesar Rp. 4.000, modal untuk pembelian kaleng saja mencapai Rp. 200 juta. Selain itu, untuk menyimpan kaleng juga dibutuhkan gudang yang steril dan bebas air hujan.
LIPI mengakui kebutuhan modal yang besar itu. “Dana untuk membeli kaleng cukup besar, karena untuk membeli satu paket kaleng, bisa menelan biaya Rp. 100 juta, “kata Mukhamad Angwar, Koordinator Produksi UPT BPPTK LIPI.
Untuk menyiasati hambatan tersebut, Elies berencana membuat aneka masakan tradisional lain yang juga bisa dikemas di dalam kaleng. Misalnya rendang, rawon dan brongkos. Sadar tak memiliki keahlian memasak semua jenis makanan, Elies siap bekerjasama dengan pengusaha lain.
 
Memberi Nilai Tambah Masakan Tradisional
    Meski banyak perusahaan pengalengan di negeri ini, masih sedikit yang mengemas masakan  tradisional di dalam kaleng. Peluang inilah yang dilihat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat mulai meneliti pengemasan kaleng untuk masakan tradisional.
Sejak era 1990-an, LIPI telah mulai memproduksi makanan tradisional yang dikemas di dalam kaleng. “Waktu itu, kami tertarik mengemas makanan tradisional dalam kaleng karena memiliki nilai tambah,” tutur Mukhamad Angwar, Koordinator Produksi UPT BPPTK LIPI.
Awalnya, LIPI memproduksi tempe kari dalam kaleng. Melihat respon yang baik, mereka memproduksi makanan tradisional lain, seperti gudeg, sayur lombok ijo, mangut lele, tahu kari, rendang, gulai, rawon, telur puyuh, hingga koktail.
Namun, seiring berjalannya waktu, hanya beberapa produk saja yang memiliki nilai jual yang baik. Kari tempe, gudeg, mangut lele, dan sayur lombok ijo merupakan olahan makanan yang paling banyak dicari.
Dalam sebulan, melalui Koperasi LIPI Gading (KOLIGA) LIPI mampu menjual 50 hingga 100 kaleng olahan makanan itu. Selain menjual langsung, Koliga juga memasarkan masakan tradisional kalegan itu melalui website LIPI dan Koliga. Mereka juga aktif mengikuti pameran dan melayani pemesanan untuk suvenir dan oleh-oleh. Koliga juga mendistribusikan olahan tersebut ke dua supermarket besar di Kota Yogyakarta.
Angwar menilai, gudeg kaleng punya potensi bisnis yang besar. Pasalnya, penggemar masakan ini cukup banyak, baik dari dalam maupun luar negeri. “Belanda bisa menjadi pasar yang potensial untuk ekspor gudeg kaleng. Selain itu, pemasaran juga bisa dilakukan bersama jemaah haji sehingga bisa dijadikan oleh-oleh, “ujarnya.
Tak berhenti dengan pengemasan kaleng, LIPI juga mengembangkan pengemasan makanan dengan menggunakan aluminium foil atau plastik nilon berbentuk kantong (pouch). Kedua jenis kemasan ini memiliki kualitas yang sama dengan kemasan kaleng, namun harganya lebih murah. LIPI mengklaim, dengan dua kemasan tersebut, pihaknya bisa berhemat ongkos produksi hingga 20 %.
 
Bahan Harus Segar dan Tahan Suhu Tinggi
   Sebagai pihak yang meneliti dan melakukan pengemasan dalam kaleng, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menetapkan persyaratan khusus agar sebuah masakan bisa dikemas ke dalam kaleng. Apalagi, proses pengalengan makanan tradisional seperti gudeg tidak menggunakan bahan kimia sebagai pengawet.
Pertama, bahan baku masakan harus benar-benar segar sesuai standar internasional dan prosedur pengalengan di UPT BPPTK LIPI. “Untuk ikan dan daging, dari yang masih hidup, begitu dipotong langsung diolah, begitu juga untuk sayur juga harus langsung diolah setelah dipetik, “kata Mukhamad Angwar, Koordinator Produksi UPT BPPTK LIPI.
Kedua, bahan makanan itu harus bisa bertahan dalam suhu tinggi hingga 121° Celcius (C). Artinya, masakan tak berubah, baik warna maupun bentuknya, jika dipanaskan dalam suhu tinggi. “Makanan itu tak berubah menjadi bubur, misalnya, “ujar Angwar.
LIPI menggunakan langkah-langkah sesuai prinsip fisika dalam proses pengalengan ini. Proses ini dimulai dengan menimbang dan memasukkan gudeg yang sudah masak kedalam kaleng kosong yang terlebih dulu disterilkan. Selanjutnya, dilakukan penghampaan udara di permukaan gudeg menggunakan uap panas pada suhu 90° C - 95° C. Gudeg itu kemudian ditutup dengan menggunakan mesin penutup kaleng dan dilanjutkan dengan sterilisasi.
Gudeg yang sudah dikemas dalam kaleng tertutup itu kemudian dimasukkan kedalam alat sterilisasi dengan suhu 121° C selama 15 menit. Setelah itu, kaleng-kaleng berisi gudeg dimasukkan kedalam air dingin yang sudah steril. “Tujuannya supaya mikroba jenis spora yang tahan panas pecah, sehingga semua mikroba dalam gudeg itu mati, “jelas Angwar.
Setelah selesai, kaleng dikeringkan dan dikarantina 15 hari untuk memastikan apakah masih ada mikroba yang tersisa. Sebab, bila masih ada mikroba, gudeg akan mengalami proses fermentasi dan kaleng akan mengembung. Bila hal itu terjadi, artinya pengalengan gudeg gagal. Namun, bila selama 15 hari kaleng tetap normal, gudeg itu layak dikonsumsi setiap hari. Dalam tujuh jam, LIPI bisa mengemas 1.000 gudeg kaleng.   

Sumber : UPT BPPTK LIPI
             Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses Dan Teknologi Kimia - LIPI

 Catatan : Penulis hanya sekedar berbagi, jikalau mungkin dapat menginspirasi jiwa-jiwa yang   anda yang mandiri. Dengan menyertakan inovasi, kreasi beserta sedikit modifikasi semoga informasi berikut tadi sekiranya dapat memiliki sedikit arti. Terima kasih.
 
             


Images

Fakta Menarik Tentang kambing

Macam - macam jenis kambing yang ada di belahan dunia




1. Kambing adalah hewan pertama yang dipelihara oleh manusia sejak 10.000 SM

2. Kebanyakan kambing dapat ditemukan di Asia dan Timur Tengah.

3. Kambing adalah hewan pertama yang digunakan untuk tujuan penghasil susu oleh manusia.

4. Ada lebih dari 210 jenis keturunan kambing di dunia.

5. Ada sekitar 450 juta kambing di seluruh dunia dan terus bertambah.

6. Kambing pertama kali dibawa ke Amerika oleh Columbus pada tahun 1493.

7. Kambing secara teratur di import ke Amerika pada awal 1900-an.

8. Kambing betina disebut "doe" atau "pengasuh."

9. Kambing jantan disebut "Buck" atau "penjantan"

10. Betina dapat memiliki 1 sampai 6 anak per kelahiran , adapun demikian, 4 sampai 6 anak-anak jarang sekali terjadi.

11. Kambing tidak memiliki gigi di rahang depan atas mereka.

12. Kambing memiliki 24 gigi geraham dan 8 gigi seri .

13. Kedua jenis kelamin kambing, jantan dan betina dapat memiliki jenggot.

14. Biasanya kambing memiliki dua puting susu dan sapi memiliki empat.

15. Kambing lebih memilih menelusuri Rumput bagian atas dan rumput semanggi.

16. Kambing tidak makan sampah pada umumnya, karena kambing adalah pemakan yang selektif .

17. Kambing jantan menjalani masa disebut "matang kelamin" ketika mereka siap untuk kawin. Periode ini bertepatan dengan awal musim kawin.

18.  "matang kelamin" ditandai dengan penurunan nafsu makan, minat obsesif terhadap betina disekitarnya, persaingan antara pejantan dan yang paling menonjol adalah dengan aroma khas (prengus) yang kuat

 19. Betina yang menyusui yang di tempatkan dikandang dengan pejantan yang ber “aroma” kuat dapat menghasilkan susu yang rasanya prengus dan dan dapat “offensive” kepada manusia.

20. Kambing bisa dilahirkan dengan atau tanpa tanduk (yang disurvei).

21. Kambing dan domba adalah peternakan musiman.

22. umumnya betina muda dapat melahirkan ketika mereka telah mencapai 80 pon atau 36 kg berat badan atau ketika mereka telah mencapai 60-75% dari berat dewasa untuk berkembang biak. Mereka juga harus dalam kondisi tubuh yang baik serta sehat.

23. Chevon adalah kata dalam bahasa Perancis untuk kambing.

24. Kambing yang bertanduk melengkung, berjenggot, mamalia ruminansia dari Capra genus dan spesies Hircus. Mereka dibesarkan untuk tujuan wol, susu, dan daging.  Kambing di amerika juga digunakan untuk membuat gelatin, kotorannya yang digunakan untuk pupuk, mereka digunakan untuk model penelitian dalam studi biologi, mereka digunakan untuk menarik gerobak .

 25. Kambing bovines terkait erat dengan sapi dan antelope (kijang).

26. Harapan hidup alami untuk kambing adalah sekitar 8 sampai 12 tahun dan dalam beberapa kasus, kambing dapat hidup lebih dari 15 tahun.

27. Di seluruh dunia, lebih banyak orang makan dan minum susu dari kambing daripada hewan lain.

28. Usia pubertas untuk kambing betina adalah antara 7-10 bulan dan 4-8 bulan pada kambing jantan.

29. Usia berkembang biak bagi kambing jantan adalah antara 8-10 bulan

30. Seekor pejantan dewasa  yang sehat dapat mengawini 20 sampai 40 betina.

31. Panjang kehamilan (kehamilan) pada betina  adalah antara 146-155 hari.

32. Musim kawin tradisional untuk kambing di AS adalah antara akhir  bulan Agustus dan awal Januari, namun beberapa kambing dapat berkembang biak diluar musim tersebut.

33. Kambing yang tidak menyukai basah dan lebih memilih untuk mencari perlindungan ketika hujan.

34. Kambing lebih rentan terhadap parasit dan penyakit menular lainnya ketika mereka salah urus.

35. Cabrito adalah kata Spanyol untuk kambing kecil (menyembelih satu minggu atau segera setelah lahir).

36. Kambing menyimpan sedikit lemak di eksternal organ dan lebih mengandung/menyimpan banyak lemak pada internal (sekitar organ) dibandingkan dengan domba dan sapi.

37. Estrus (birahi) adalah periode dimana betina mau menerima pejantan untuk kawin.

38. Siklus birahi  pada betina adalah antara 18-22 hari .

39. Durasi birahi adalah 12-36 jam.

40. Tanda-tanda, birahi termasuk ekor bergoyang-goyang, mengeluarkan  lender (alat kelamin), vulva bengkak, mengembik, menunggangi atau bersedia di tunggangi oleh kambing lain.

41. Suhu tubuh normal untuk kambing adalah antara 101,7-104,5 derajat Fahrenheit atau 38 – 40 Derajat Celcius .

42. Detak jantung dari kambing adalah antara 70-135 denyut per menit.

43. Tingkat respirasi normal untuk kambing adalah 12 sampai 15 napas per menit.

44. Kambing adalah makhluk yang cukup lincah dan dalam beberapa kasus mereka bisa melompat lebih dari 5 meter.

45. Kambing memiliki perut empat ruang yang mengandung bakteri fermentasi dan protozoa yang membantu dalam “mengolah” makanan mereka.

46. Sebagian besar obat yang saat ini digunakan pada kambing dikembangkan untuk digunakan dalam spesies ternak lainnya (yaitu, sapi dan babi).

47. Pejantan bisa sangat agresif kepada seorang yang “menanganinya saat kawin”  disaat musim kawin.

48. Tergantung pada jenis keturunannya, kambing betina dewasa dapat mencapai berat antara 9 - 136 Kg sedangkan  pejantan dewasa antara 12.5 -160 kilogram berat badan.

49. Sebuah hermaprodit adalah kambing yang menunjukkan laki-laki dan perempuan secara seksual karakteristik dan organ.

50. Semak-semak azalea (sejenis tumbuhan bunga-bungaan) adalah beracun bagi kambing.

51. Muntah pada kambing umumnya karena disebabkan oleh tanaman beracun.

52. Kambing dapat menjadi lumpuh apabila penyuntikan mengenai saraf sciatic mereka. Saraf ini berada dari pinggul sampai ke kaki.

53. Darah dalam susu atau "merah muda" pada susu dapat menjadi tanda trauma ambing , namun bukan mastitis.

54. Sebelum koin digunakan untuk mata uang, kambing yang diperdagangkan ditukar dengan perak karena mereka begitu berharga.

55. Kambing adalah makhluk yang sangat sosial.

56. Pial adalah jumbai dengan sedikit rambut yang menutupi kulit yang menggantung dari tenggorokan pada beberapa jenis kambing. pial tidak mempunyai fungsi yang penting dan dianggap sebagai sisa-sisa celah insang pada  mamalia.

57. Ruminansia adalah hewan berkuku yang mencerna makanannya dalam dua langkah. Pertama dengan memakan bahan baku dan dikeluarkan dalam bentuk semi-dicerna dikenal sebagai "kunyahan" kemudian di mamah biak. Ruminansia termasuk kambing, domba, sapi, rusa, unta, llamas, jerapah, bison, kerbau dll

58. Susu kambing mudah dicerna organ pencernaan kita dan kurang berakibat alergi dibandingkan dengan susu sapi.

59. Susu kambing lebih tinggi kalsium, vitamin A dan niasin dibandingkan susu sapi.

60. Daging kambing lebih rendah lemak dan kolesterol dibandingkan dengan daging sapi, kambing babi, dan unggas.

61. 12.000 lukisan-lukisan tua tahun kambing telah ditemukan di dinding gua di Eropa.

62. Kambing adalah salah satu hewan “bersih” dan mengkonsumsi pakan jauh lebih selektif daripada sapi, domba, babi, babi dan bahkan anjing.

63. Kambing tidak suka makan makanan yang telah kotor, tercemar atau telah di tanah.

64. Kambing perah memiliki sedikit lemak subkutan (dibawah kulit).

65. Mahatma Gandhi mengkonsumsi susu kambing setiap hari selama lebih dari 30 tahun.

66. Susu kambing secara alami dihomogenkan dan dapat dicerna usus dalam waktu kurang dari 20 menit dimana susu sapi dapat membutuhkan hampir sepanjang hari untuk tercerna dengan baik.

67. Daging produksi kambing adalah industri peternakan pertumbuhan tercepat di AS saat ini (2005).

68. Sepuluh negara dengan populasi terbesar dari daging kambing yang Texas (1.010.000), Tennesse (98.000), Georgia (77.000),Oklahoma (65.000), Kentucky (63.500), North Carolina (52.200), California (50.000), South Carolina (41.000), Alabama (37.800) dan Florida (36.000), data nasional AS tahun 2005.

69. Sepuluh negara dengan ternak penghasil susu terbesar adalah Texas (30.000), California (30.000), Wisconsin (28.000), Iowa (13.000), New York (13.000), Philadelphia (13.000), Ohio (9.500), Oklahoma (9,000) , Indiana (8.800) dan Missouri (8.600) data nasional AS tahun 2005.

70. Konsumen etnis adalah tulang punggung dari industri daging kambing di AS Permintaan untuk daging kambing akan terus meningkat karena populasi di AS menjadi lebih beragam etnis oleh konsumen yang secara tradisional makan daging kambing.

71. Pada saat ini, infrastruktur pemasaran industri kambing di AS relatif teratur.

72. Untuk memeriksa dehidrasi pada kambing, dengan menarik kulit yang melebihi daerah bahu. Jika kulit terkunci kembali dengan cepat hewan tersebut cukup terhidrasi. Jika kulit tidak kembali dengan cepat dan tetap diposisi dapat disumsikan gejala dehidrasi.

73. Kambing adalah herbivora (pemakan tumbuhan) yang menghabiskan sebagian besar hari mereka untuk merumput.

74. Kambing biasanya antara 17 sampai 42 inci tinggi dari bahu. Atau 40 – 105 cm dari bahu.

75. Sekitar 1,5 juta pon atau 680 kg daging kambing yang diimpor ke AS setiap minggu dari Australia dan Selandia Baru karena produksi dalam negeri dan sistem pengolahan di negara ini (AS) tidak bisa mengimbangi permintaan domestik.(data 2005)

 76. Kambing dapat mengkonsumsi 3 sampai 5% dari berat badan mereka dalam bahan kering (mungkin lebih jika hijauan yang mudah dicerna). Untuk mengkonsumsi ini jumlah hijauan, kambing harus merumput di daerah dengan jumlah besar hijauan vegetatif yang tersedia. Kambing akan makan lebih sedikit ketika mereka pindah ke padang rumput berkualitas buruk.

77. Anak-anak kambing yang sehat bisa berdiri dalam beberapa menit setelah kelahiran dan mampu bergerak dengan kawanan sesegera mungkin.

78. Di banyak bagian dunia, kambing yang bernilai ekonomis untuk berbagai tujuan seperti kulit untuk kulit dan bulu digunakan untuk membuat karpet dan jubah.

79. Para penjelajah awal yang menggunakan kulit kambing untuk botol air dan anggur ketika mereka bepergian.

80. Selama zaman dulu kulit kambing digunakan untuk perkamen/media tukis untuk menulis.

81. Betina bisa menghasilkan 3 kelahiran setiap 2 tahun. (dengan managemen yang benar)

82. Hewan yang lebih tua menyimpan lemak tubuh mereka lebih banyak jika kondisi gizi sekitarnya menguntungkan.

83. “Keracunan tumbuhan” yang paling sering terjadi pada kambing terjadi di musim semi setelah kawanan dilepaskan ke padang rumput dan mengkonsumsi rumput muda yang baru tumbuh.

84. Kambing tidak tumbuh secepat domba. karena mereka memanfaatkan pakan secara efisien.

85. Kambing tidak memiliki saluran air mata.

86. Pupil mata Kambing dan gurita adalah serupa berbentuk oval-persegi panjang.

87. Kambing Boer dianggap sebagai daging terkemuka di AS saat ini dan di kembang biakan secara besar besaran. Jantan dewasa dapat memiliki berat badan antara 260-380 Pounds (117-172 kilogram) dan betina dapat memiliki berat badan antara 210-300 pounds (90-136 kilogram).

88. Kolostrum diproduksi dalam susu pertama (awal persalinan)  betina  dan mengandung imunoglobulin (antibodi) dalam tingkat yang tinggi ,vitamin A, mineral, lemak dan energi. Anak-anak yang baru lahir harus menelan kolostrum dalam 24 jam pertama kehidupan untuk membantu melindungi mereka terhadap penyakit.

89. Semakin besar lingkar skrotum dari Pejantan , semakin tinggi libido dan kesuburannya.

90. Kopi pertama kali ditemukan ketika penggembala kambing melihat hewan ini bertindak sangat energik setelah menggigit biji kopi. (kafein berpengaruh besar terhadap vitalitas kambing)

91. Anak-anak Abraham Lincoln memiliki dua kambing yang tinggal di rumah putih dengan mereka.

92. Dalam abad sebelumnya, kambing yang sering digunakan untuk perawat bayi.

93. Menurut sejarah Romawi, pada tanggal 15 Februari, para pemuda akan berlari di sekitar pemukiman hanya dengan mengenakan kulit kambing yang mereka korbankan sebelumnya dan memukul wanita dengan strip dari kulit kambing tersebut, yang dikenal dengan istilah “Februa” , untuk mempromosikan kesuburan. Berkenaan hal ini, dari instrumen pemurnian tersebut bahwa bulan Februari mendapatkan namanya.

Referensi :
1. Campbell, L.S. 1981. The Whole Goat Catalog.

2. Connor, S., Feb., 2001. Goats were Man’s First Livestock.

3. Animal Corner. Jan.2007.

4. Hunter, P. 2005. Statewide Goat Program Newsletter.

5. Luginbuhl, J.M., J. P. Muellier, J.T. Green. 1998. Breeding and Kidding Management in the GoatHerd

6. Life Magazine.1938, issue. Carl Sandburg.

7. Microsoft Cliparts, 2007.

8. Pfalzbot, G. 2007. Goat Facts  

9. Shurley, M. and F. Craddock. US Meat Goat Industry Past, Present, Future. International Kiko Goat Association, Inc.

10. Thompson, P., Ag. Facts. Goats. Oklahoma Ag. in the Classroom.

11. USDA/USDA. 2005. Sheep and Goats.


12. Wikipedia, The Free Encyclopedia. 2007. Domestic Goats.    


13. Wikipedia, The Free Encyclopedia. 2006. Cabrito.http://en.wikipedia.org/wiki/Cabrito.
Images

Mengapa Kambing Boer bukan jenis yang lain

                                           MENGAPA HARUS MEMELIHARA KAMBING BOER
                                                          "DAGING UNTUK MASA DEPAN"
                                                Oleh Dr. Ted dan Linda Shipley, Malang, Indonesia



Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan  Kambing Boer merupakan satu-satunya kambing pedaging yang sesungguhnya, yang ada di dunia karena pertumbuhannya yang cepat. Kambing ini dapat mencapai berat dipasarkan 35 - 45 kg pada umur lima hingga enam bulan, persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi dan mencapai 40% - 50% dari berat tubuhnya.

KARAKTERISTIK KAMBING BOER JANTAN

Kambing Boer dapat hidup pada suhu lingkungan yang ekstrim, mulai dari suhu sangat dingin (-25oC) hingga sangat panas (43oC) dan mudah beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan dan tahan terhadap penyakit. Secara alamiah mereka adalah hewan yang suka meramban sehingga lebih menyukai daun-daunan, tanaman semak daripada rumput.

Kambing Boer jantan dapat menjadi hewan yang jinak, terutama jika terus berada di sekitar manusia sejak lahir, meskipun ia akan tumbuh dengan berat badan 120 - 150 kg pada saat dewasa (umur 2-3 tahun). 

Boer jantan dapat kawin di bulan apa saja sepanjang tahun. Mereka berbau tajam karena hal ini untuk memikat betina. Seekor pejantan dapat aktif kawin pada umur 7-8 bulan, tetapi disarankan agar satu pejantan tidak melayani lebih dari 8 - 10 betina sampai pejantan itu berumur sekitar satu tahun. Boer jantan dewasa (2 - 3 tahun) dapat melayani 30 - 40 betina. Disarankan agar semua pejantan dipisahkan dari betina pada umur 3 bulan agar tidak terjadi perkawinan yang tidak direncanakan. Seekor pejantan dapat mengawini hingga selama 7 - 8 tahun.

KARAKTERISTIK KAMBING BOER BETINA

Boer betina tumbuh seperti jantan, tetapi tampak sangat feminin dengan kepala dan leher ramping. Ia sangat jinak dan pada dasarnya tidak banyak berulah. Ia dapat dikawinkan pada umur 10 - 12 bulan, tergantung besar tubuhnya. Kebuntingan untuk kambing adalah 5 bulan. Ia mampu melahirkan anak-anak tiga kali dalam dua tahun. Betina umur satu tahunan dapat menghasilkan 1 - 2 anak. Setelah beranak pertama, ia biasanya akan beranak kembar dua, tiga, bahkan empat. Boer induk menghasilkan susu dengan kandungan lemak sangat tinggi yang cukup untuk disusu anak-anaknya. Ketika anaknya berumur 2½ - 3½ bulan induk mulai kering. Boer betina mempunyai dua hingga empat puting, tetapi kadangkala tidak semuanya menghasilkan susu. Sebagai ternak yang kawinnya tidak musiman, ia dapat dikawinkan lagi tiga bulan setelah melahirkan. Birahinya dapat dideteksi dari ekor yang bergerak-gerak cepat disebut "flagging". Boer betina mampu menjadi induk hingga selama 5 - 8 tahun. Betina dewasa (umur 2-3 tahun) akan mempunyai berat 80 - 90 kg. Boer betina maupun jantan keduanya bertanduk.

PERKAWINAN SILANG DENGAN KAMBING LOKAL

Kambing lokal yang dipelihara di Indonesia berasal dari berbagai varietas kambing jenis perah. Jika Boer jantan dikawinkan dengan kambing lokal, baik secara alam atau dengan inseminasi buatan, hasil persilangannya (F1) yang memiliki 50% Boer sangatlah mengagumkan. Keturunan F1 ini akan membawa kecenderungan genetik yang kuat dari Boer. Besarnya tubuh dan kecepatan pertumbuhannya akan tergantung pada besarnya kambing lokal yang dikawinkan. Tergantung dari ransum pakannya, hasil silangan jantan dapat mencapai berat dipasarkan 35 - 45 kg dalam waktu enam sampai delapan bulan, dengan peningkatan jumlah daging pada karkas lebih banyak dari yang dihasilkan anak kambing lokal dengan umur yang sama. Penting untuk dipahami bahwa protein membentuk otot. Penggunaan jagung, tanaman leguminosa dan rumput lokal merupakan sumber protein alami yang sangat bagus. Pada umur satu minggu, anak kambing harus disediakan pakan dari sumber yang sama dengan induknya. Meskipun mereka masih menyusu induknya, mereka akan mulai makan hijauan pada umur sangat muda. AIR MINUM TERSEDIA SETIAP SAAT ADALAH PENTING baik untuk induk maupun anaknya.

Kami menganjurkan peternak untuk mengkastrasi/ mengebiri semua persilangan Boer jantan. Hal ini akan mengurangi perkawinan yang tidak direncanakan dan untuk menghasilkan ternak dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi dalam mempersiapkan mereka untuk dijual sebagai pedaging. Pada umur 6 - 8 bulan, kambing Boer jantan sudah siap untuk dipasarkan. Betina 50% Boer dapat didaftarkan (diregistrasikan) ke Registrasi Kambing Boer Indonesia (Indonesia Boer Goat Registry) dan akan memperoleh Sertifikat untuk membuktikan garis keturunan (bloodlines) mereka. Pada saat kambing betina 50% Boer ini berumur kira-kira satu tahun, tergantung pertumbuhannya, ia dapat dikawinkan dengan pejantan Boer dari garis keturunan yang berbeda dengan ayahnya. Anak-anak yang lahir dari 50% Boer akan menjadi 75% Boer (F2). Kambing jantan 75% Boer hendaknya dikastrasi /dikebiri dan dijual untuk dagingnya. Betina 75% Boer, saat berumur satu tahun, dapat dikawinkan dengan pejantan Boer dari garis keturunan yang berbeda dengan ayah atau kakeknya. Ia akan menghasilkan anak-anak 88% Boer (F3). Generasi selanjutnya (F4) adalah 94% Boer dan generasi kelima (F5) adalah 97% Boer. Pada generasi kelima (97%) sertifikat registrasinya akan menunjukkan ternak tersebut sebagai "Kambing Boer Bangsa Murni" ("Purebred Boer Goat").

Istilah "Kambing Boer Bangsa Murni" akan digunakan oleh Registrasi Kambing Boer Indonesia jika seekor kambing sudah mencapai paling tidak generasi kelima baik dari sisi induk maupun pejantan berdasarkan catatan silsilahnya. Istilah "Breed-up" akan digunakan jika jenis kambing lain disilangkan dengan pejantan Boer, dan setiap generasi berikutnya selalu dikawinkan dengan pejantan kambing Boer. Setiap betina breed-up dapat diregistrasi. Pejantan HANYA dapat diregistrasi jika sudah mencapai generasi kelima (97%) dan disebut sebagai "Boer Bangsa Murni" dan digunakan sebagai bibit. 

di sunting dari http://www.indonesiaboergoat.com